Jumat, 13 Januari 2012

Menggenjot Produksi Perikanan Budidaya (1)

Diposting oleh yuli murniyanti di 00.19 1 komentar
BERDASARKAN data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), realisasi produksi perikanan budidaya pada tahun 2009 adalah 4,7 juta ton.

Pada tahun 2010, targetkan  produksi ikan sebesar 5,4 juta ton, ternyata dapat direalisasikan hingga 6,2 juta ton. Adapun target pada 2011 yang ditetapkan oleh KKP adalah sebesar 6,8 juta ton.

Dengan adanya peningkatan produksi perikanan budidaya rata rata sebesar 27 persen per tahun. Maka sektor ini menjadi sektor utama menggeser perikanan tangkap.

Dan inilah yang diharapkan oleh  Kementerian KKP. Karena itulah kemudian sejak mulai 2010, anggaran yang dikelola oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan fokus kepada sektor budidaya.

Selain menargetkan produksi ikan sebesar 6,8 juta ton pada 2011, Kementerian KKP juga  menargetkan Indonesia akan menjadi negara penghasil produk perikanan terbesar pada tahun 2015. Karena itu, peningkatan akan difokuskan pada beberapa jenis budidaya.

Produksi perikanan budidaya itu akan dikerek sebesar 221% dari 5,26 juta ton menjadi 16,89 juta ton untuk jenis rumput laut, patin, lele, nila, gurame, kakap, ikan kerapu, ikan mas, bandeng.

Produksi ikan patin akan naik secara total akan naik hingga 1.420% hingga 2014, dengan rata rata kenaikan tiap tahun 70%.Untuk lele, tahun 2010 mencapai 200.000 ton, hingga tahun 2014 kenaikannya bisa mencapai 450%.

Produksi Perikanan Naik 13,60%


Pada tahun 2000, produksi perikanan Provinsi Lampung, sebagian besar berasal dari kegiatan usaha penangkapan (85%) dan kegiatan usaha budidaya (15%). Ekspor hasil perikanan Provinsi Lampung, sebagian besar berasal dari hasil budidaya, khususnya udang, dimana pada tahun 2006, nilai ekspor hasil perikanan ini sebesar US$ 44,844 juta yang merupakan 21 % dari total nilai ekspor non migas Provinsi Lampung.

Lalu, pada 2010 produksi perikanan tangkap laut Lampung  sebesar 164.551 ton lebih atau naik 13,60% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2009, produksi perikanan laut Lampung hanya 144.856 ton. Produksi perikanan laut itu berasal dari beberapa kabupaten/kota di Lampung seperti Lampung Timur, Lampung Tengah, Lampung Barat, Bandar Lampung, Tulangbawang, Pesawaran, Lampung Selatan dan lain lain.

Produksi ikan terbanyak pada periode itu terdapat di Kabupaten Lampung Timur dengan 39.941 ton, disusul Lampung Selatan 26.000 ton lebih dan Tanggamus sebesar 20.659 ton.

Sementara produksi perikanan tangkap umum di Lampung pada periode yang sama yakni 8.530 ton atau turun sekitar 42% bila dibandingkan tahun sebelumnya dengan produksi 14.000 ton lebih.

Produksi perikanan tangkap Lampung selama 2010 sebanyak 132.333,52 ton, turun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 173.082,25 ton.

Lampung Miliki Potensi  Cukup Besar

Untuk sumber daya perikanan laut, Lampung memiliki potensi  masih cukup besar, dimana perairan laut Lampung dibagi kedalam tiga wilayah: Pantai Timur ( Laut Jawa ; Selat sunda (Teluk Lampung dan Teluk Semangka ); Pantai Barat.

Potensi ikan di perairan barat, sebesar 85,379 ton pertahun untuk areal penangkapan sampai 30 mil, sedangkan sampai areal ZEE sebesar 97,845 ton pertahun, maka potensi ikan tangkap di pantai barat sebesar 182,864 ton per tahun. Pada perairan pantai timur, potensinya sebesa 11,800 ton pertahun dengan didominasi oleh jenis ikan demesal, sedangkan potensi ikan tangkap diselat sunda sebesar 97,752 ton pertahun dengan di dominasi oleh jenis ikan karang.

Untuk budidaya perikanan laut, potensi lahan yang ada luasnya kurang lebih 10,600 Ha yang menyebar pada Teluk Lampung, Teluk Semangka, Pantai Timur Lampung dan Barat Lampung. Dari potensi lahan yang ada, dialokasikan untuk budidaya ikan kerapu seluas 681 Ha, mutiara seluas 3,999 Ha, rumput laut 1,325 Ha dan kerang   kerangan seluas 4,596 Ha.

Sedangkan lahan yang potensial untuk budidaya air payau, baik untuk kegiatan pembesaran ikan / udang maupun pembenihan, luasnya 61,200 Ha. Potensi tersebut menyebar di Pantai Timur Lampung yang membentang dari utara sampai selatan, seluas 52,500 Ha, Teluk Lampung seluas 700 Ha, Teluk Semangka 2,000 Ha dan pantai barat seluas 5,00 Ha. Dan komoditi yang potensial untuk di kembangkan secara budidaya adalah; udang, ikan bandeng, ikan kakap dan ikan kerapu.

Potensi Budidaya Ikan


Lampung sebenarnya memiliki  yang potensial untuk budidaya ikan tawar. Ini bisa dilihat makin meningkatnya produksi ikan air tawar di  Kabupaten Lampung Selatan yang mencapai rata-rata 275.000 ton per tahun. Produksi tersebut berasal dari sekitar 1.150 hektare lahan budi daya yang tersebar di sejumlah kecamatan di Lampung Selatan. 1.150 hektare tersebut merupakan lahan yang telah dimanfaatkan, sedangkan luas areal yang belum dimanfaat mencapai 11.000 hektare atau sekitar 90 persen.

Lokasi budi daya mencakup  Kecamatan Palas, Penengahan, Bakauheni, Waysulan, Rajabasa, Natar, dan Tanjungbintang, sedangkan daerah lainnya berskala lebih kecil dan skala rumah tangga. Adapun jenis ikan yang dihasilkan bervariasi seperti lele, gurami, patin, mas, nila, belut, dan ikan hias.

Begitu juga Lampung Tengah, produktvitas dari jenis usaha budi daya perikanan terus meningkat. Tahun 2010 lalu, produksi ikan mencapai 45.728 ton.

Banyak Ikan di Lampung Selatan

Diposting oleh yuli murniyanti di 00.17 0 komentar
LAMPUNG Selatan tidak hanya terkenal dengan pantainya yang indah-indah, tapi juga menjadi kabupaten penghasil ikan. Ada budi daya ikan laut seperti kerapu bebek, kerapu macan, dan kerang mutiara. Ada juga budi daya ikan air tawar seperti lele, patin, baung, dan gurame. Wuih, mantap. Beli ikan yuk!
Tidak hanya itu teman-teman, Lampung Selatan juga memiliki pulau-pulau kecil yang memiliki potensi, misalnya Pulau Sertung tempat penangkaran penyu dan kepulauan Krakatau yang sudah terkenal ke seluruh dunia. Keren kan. Hehehe, pasti kalian penasaran ingin berkunjung ke sini.
Nah, sebelum berwisata ke Lampung Selatan, baca dulu wawancara kami, Siti Aulia Luthfia Rahmah, Dandi Septian Nugroho, dan Pradini Aulia Dewi (SDN 1 Sidorejo, Lampung Selatan), dengan pejabat Dinas Kelautan dan Perikanan Lampung Selatan, Kamis (10-11).
Kami diterima oleh Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Lampung Selatan Dahnial Aznil, Kabid Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Gandoeng, Kabid Pengolahan dan Pemasaran Hasil Ikan Isnaini Yeti, Kasubbag Perencanaan Iwan A. Roni, dan Kasi Konservasi dan Rehabilitasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Joner Butar-Butar.
Ramai ya. Asik lo, pertanyaan kami dijawab secara bergantian oleh Pak Dahnial, Pak Gandoeng, Ibu Isnaini, Pak Iwan, dan Pak Joner. Kami jadi banyak tahu tentang potensi laut dan perikanan di Lampung Selatan nih. Kalian pasti ingin tahu juga. Ayo, baca wawancara kami berikut ini.
Kenalkan, Pak, kami reporter cilik Lampung Post dari SDN 1 Sidorejo. Kami ingin bertanya tentang potensi perikanan dan kelautan di Lampung Selatan. Apakah Bapak bersedia diwawancarai?
Insya Allah bersedia.
Kami ingin tahu dulu, apa tugas pegawai di Dinas Kelautan dan Perikanan ini?
Petugas di Dinas Perikanan dan Kelautan ini banyak berhubungan dengan masyarakat-masyarakat yang kehidupan ekonominya miskin. Jadi, tugas kita di sini mendampingi dan mengarahkan agar nelayan-nelayan di sini bisa meningkat kesejahteraannya. Begitu juga dengan masyarakat yang membudidayakan ikan air tawar.
Kita mengusahakan agar mereka bisa membuat usaha ikan dengan modal yang kecil, tapi produksinya bagus. Sehingga penghasilannya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu, Dinas ini juga bertanggung jawab melindungi dan mengembangkan potensi-potensi yang ada pulau-pulau kecil di Lampung Selatan.
Potensi ikan apa saja yang ada di sini, Pak?
Bayak sekali, potensi perikanan ini ada yang namanya budaya kelautan dan ada budi daya ikan air tawar. Kelautan itu seperti potensi kerapu macan, kerapu bebek, rumput laut, kemudian mutiara. Itu dihasilkan dari laut.
Untuk budi daya ikan air tawarnya, kita sedang membudadidayakan kolam terpal. Kolam terpal ini bisa terjangkau oleh masyarakat kecil karena modalnya tidak terlalu besar. Tapi bisa memberikan pendapatan yang baik bagi masyarakat. Ikannya itu seperti yang Bapak sebutkan tadi, ada lele, patin, dan baung air tawar.
Memangnya berapa banyak sih, Pak, produksi ikan yang dihasilkan petani dan nelayan?
Iya, kalau bicara produksi ikan, itu terbagi dua, yaitu ikan tangkap dan ikan budi daya. Produksi ikan tangkap tahun ini mencapai 35 ton lebih, sedangkan ikan budi daya mencapai 19,14 ton.
Artinya, produksi itu sudah mencukupi untuk kabupaten sendiri. Bahkan, Dinas Kelautan dan Perikanan melalui nelayan-nelayan sudah mengirimkan ikan-ikan ke daerah di luar Lampung Selatan. Biasanya ke Serang, Jakarta, Surabaya. Untuk daerah Sumatera ke Palembang dan Jambi. Kalau ke Kalimantan kita mengirimkan benurnya atau bibit ikannya.
Ada program unggulan untuk budi daya ikan ini enggak, Pak?
Pertanyaannya bagus sekali nih. Iya, begini anak-anak, saat ini ada tiga program unggulan yang dicanangkan bupati kita, yaitu budi daya ikan lele di Tanjungbintang. Budi daya ikan patin dan baung, juga menggunakan kolam terpal, itu di Palas. Di Ketapang kita punya program nasional namanya minapolitan. Mina itu artinya ‘ikan’ dan politan ‘kota’. Kita ingin Ketapang itu menjadi kota perikanan.
Kenapa harus ikan lele yang jadi andalan?
Karena lele mudah dibudidayakan dan kebutuhan terhadap lele cukup besar, seperti pecel lele yang saat ini sedang marak. Tidak hanya lele lo adik-adik, tadi Bapak sudah jelaskan kita juga membudidayakan ikan patin, baung, dan gurame.
Eh iya ya, Pak. Sekarang kami ingin tahu tentang pulau-pulau kecil yang ada di Lampung Selatan. Pulau-pulau apa saja itu, Pak?
Lampung Selatan ini punya tujuh kecamatan pesisir, di antaranya Katibung, Kalianda, Bakauheni, Penengahan, Ketapang, dan Rajabasa. Dan kita punya 42 pulau, di antaranya Krakatau, Sibesi, Rakata, Sertung, dan banyak lagi.
Memangnya ada potensi apa di pulau-pulau itu?
Pulau-pulau kita punya banyak potensi, khususnya potensi wisata. Yang paling banyak dikunjungi wistawan adalah kepulauan Krakatau. Punya gunung berapi yang sudah terkenal dan di bawahnya banyak terumbu karang. Dekat Anak Krakatau itu ada Pulau Sertung, itu tempat pendaratan penyu. Kalau datang ke Pulau Sertung, adik-adik bisa melihat penyu yang lagi bertelur.
Pulau yang mulai banyak kunjungi juga adalah Pulau Sibesi. Dari sana kita bisa lihat letusan Gunung Anak Krakatau. Jaraknya dekat dan pandangan jelas ke sana. Di sini juga merupakan daerah perlindungan laut, jadi terumbu karangnya masih bagus, ini dilindungi. Karena terumbu karangnya bagus, ikan-ikan hias sangat banyak. Kenapa? karena terumbu karang itu tempat hidupnya ikan hias. Di sebelahnya ada Pulau Subuku, airnya sangat jernih, alamnya bagus dan sehat. Itu salah beberapa potensi pulau-pulau kita.
Selain itu, ada pulau apa lagi, Pak?
Di sebelah timur ada Pulau Limau Balak yang sudah ada penduduknya. Mereka membudidayakan rumput laut. Rumput laut ini sehat lo adik-adik. Bisa dibuat aneka makanan, tidak hanya untuk tambahan es, tapi juga bisa dibuat dodol dan manisan rumput laut.
Oh iya. Kalau ikan bisa diolah menjadi apa saja?
Ikan-ikan itu banyak sekali olahannya. Biasa makan nuget enggak? Adik-adik tahunya nuget itu dibuat dari apa? Dari daging sapi dan ayam kan? Nah, sekarang sudah ada nuget ikan. Abon juga tidak hanya dari sapi dan ayam, sekarang ada abon ikan juga. Dendeng juga sama, sekarang sudah ada dendeng ikan. Ikan itu olahanannya sampai zero waste, artinya tidak ada bagian yang dibuang kecuali kotoran perutnya.
Kulit ikan bisa dibuat kerupuk. Tulangnya direbus, disaring dan dibuat kerupuk. Bisa juga dibuat bakso. Bagaimana caranya ikan ini awet, kalau cuma digoreng dan dibakar, satu hari bisa busuk. Tapi kalau dibuat nuget, kerupuk, bakso, bisa tahan sampai 1 bulan.
Oh begitu. Bapak, kami penasaran juga nih. Kalau tempat pelelangan ikan itu siapa yang mengelola? Apa dari Dinas Kelautan dan Perikanan ini juga?
Iya, dikelola oleh bidang perikanan tambak. Tapi untuk teknisnya di tempat pelelangan itu ada orang yang ditunjuk oleh pihak dinas. Begini adik-adik, Bapak jelaskan dulu perbedaan antara pusat pendaratan ikan (PPI) dan tempat pelelangan ikan (TPI).
Kalau PPI itu di Rangai, Bakauheni, dan Kalianda. Sebenarnya PPI dan TPI itu fungsinya sama, yaitu tempat pendaratan dan pelelangan ikan, tapi PPI skalanya lebih besar. Nelayan dari Cirebon dan Jawa bisa mendaratkan kapal ikan mereka di sana. Selain untuk pemasaran ikan, PPI juga memiliki unit kerja yang lain, seperti kios nelayan, kios BBM, dan ada bengkel kapal. Kalau ada kapal yang rusak bisa diperbaiki di sana. Kalau TPI itu skalanya kecil. Biasanya hanya nelayan-nelayan sekitar yang mendaratkan ikan di sana.
Begitu ya, Pak. Kami baru tahu nih ternyata PPI itu beda dengan TPI. Tidak terasa ya, Pak, kami mendapat banyak pengetahuan dari Bapak dan Ibu. Pertanyaan terakhir nih, apa pesan-pesan untuk kami para pelajar Lampung?
Pertama, Bapak mengucapkan terima kasih atas wawancara dari anak-anak Bapak yang pintar-pintar. Anak-anak yang cerdik pandai ini. Melalui reporter cilik Lampung Post ini Bapak berpesan ajaklah kawan-kawan kalian makan ikan supaya pintar. Karena ikan ada omega-3-nya. Omega-3 itu mencerdaskan otak kita. Proteinnya tinggi, kolesterolnya rendah. Kalau kita banyak makan ikan, tidak akan pernah sakit jantung dan darah tinggi. Makan ikan itu sehat, maka banyak-banyak makan ikan ya.
Baik Pak. Kami memang suka makan ikan kok, Pak. Enak sih, hehehe. Bapak, Ibu, terima kasih banyak atas wawancaranya ya.
Iya adik-adik. Kami senang sekali diwawancarai oleh kalian. (M-2)
 

perikanan Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting