BERDASARKAN data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), realisasi produksi perikanan budidaya pada tahun 2009 adalah 4,7 juta ton.
Pada tahun 2010, targetkan produksi ikan sebesar 5,4 juta ton, ternyata dapat direalisasikan hingga 6,2 juta ton. Adapun target pada 2011 yang ditetapkan oleh KKP adalah sebesar 6,8 juta ton.
Dengan adanya peningkatan produksi perikanan budidaya rata rata sebesar 27 persen per tahun. Maka sektor ini menjadi sektor utama menggeser perikanan tangkap.
Dan inilah yang diharapkan oleh Kementerian KKP. Karena itulah kemudian sejak mulai 2010, anggaran yang dikelola oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan fokus kepada sektor budidaya.
Selain menargetkan produksi ikan sebesar 6,8 juta ton pada 2011, Kementerian KKP juga menargetkan Indonesia akan menjadi negara penghasil produk perikanan terbesar pada tahun 2015. Karena itu, peningkatan akan difokuskan pada beberapa jenis budidaya.
Produksi perikanan budidaya itu akan dikerek sebesar 221% dari 5,26 juta ton menjadi 16,89 juta ton untuk jenis rumput laut, patin, lele, nila, gurame, kakap, ikan kerapu, ikan mas, bandeng.
Produksi ikan patin akan naik secara total akan naik hingga 1.420% hingga 2014, dengan rata rata kenaikan tiap tahun 70%.Untuk lele, tahun 2010 mencapai 200.000 ton, hingga tahun 2014 kenaikannya bisa mencapai 450%.
Produksi Perikanan Naik 13,60%
Pada tahun 2000, produksi perikanan Provinsi Lampung, sebagian besar berasal dari kegiatan usaha penangkapan (85%) dan kegiatan usaha budidaya (15%). Ekspor hasil perikanan Provinsi Lampung, sebagian besar berasal dari hasil budidaya, khususnya udang, dimana pada tahun 2006, nilai ekspor hasil perikanan ini sebesar US$ 44,844 juta yang merupakan 21 % dari total nilai ekspor non migas Provinsi Lampung.
Lalu, pada 2010 produksi perikanan tangkap laut Lampung sebesar 164.551 ton lebih atau naik 13,60% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2009, produksi perikanan laut Lampung hanya 144.856 ton. Produksi perikanan laut itu berasal dari beberapa kabupaten/kota di Lampung seperti Lampung Timur, Lampung Tengah, Lampung Barat, Bandar Lampung, Tulangbawang, Pesawaran, Lampung Selatan dan lain lain.
Produksi ikan terbanyak pada periode itu terdapat di Kabupaten Lampung Timur dengan 39.941 ton, disusul Lampung Selatan 26.000 ton lebih dan Tanggamus sebesar 20.659 ton.
Sementara produksi perikanan tangkap umum di Lampung pada periode yang sama yakni 8.530 ton atau turun sekitar 42% bila dibandingkan tahun sebelumnya dengan produksi 14.000 ton lebih.
Produksi perikanan tangkap Lampung selama 2010 sebanyak 132.333,52 ton, turun dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 173.082,25 ton.
Lampung Miliki Potensi Cukup Besar
Untuk sumber daya perikanan laut, Lampung memiliki potensi masih cukup besar, dimana perairan laut Lampung dibagi kedalam tiga wilayah: Pantai Timur ( Laut Jawa ; Selat sunda (Teluk Lampung dan Teluk Semangka ); Pantai Barat.
Potensi ikan di perairan barat, sebesar 85,379 ton pertahun untuk areal penangkapan sampai 30 mil, sedangkan sampai areal ZEE sebesar 97,845 ton pertahun, maka potensi ikan tangkap di pantai barat sebesar 182,864 ton per tahun. Pada perairan pantai timur, potensinya sebesa 11,800 ton pertahun dengan didominasi oleh jenis ikan demesal, sedangkan potensi ikan tangkap diselat sunda sebesar 97,752 ton pertahun dengan di dominasi oleh jenis ikan karang.
Untuk budidaya perikanan laut, potensi lahan yang ada luasnya kurang lebih 10,600 Ha yang menyebar pada Teluk Lampung, Teluk Semangka, Pantai Timur Lampung dan Barat Lampung. Dari potensi lahan yang ada, dialokasikan untuk budidaya ikan kerapu seluas 681 Ha, mutiara seluas 3,999 Ha, rumput laut 1,325 Ha dan kerang kerangan seluas 4,596 Ha.
Sedangkan lahan yang potensial untuk budidaya air payau, baik untuk kegiatan pembesaran ikan / udang maupun pembenihan, luasnya 61,200 Ha. Potensi tersebut menyebar di Pantai Timur Lampung yang membentang dari utara sampai selatan, seluas 52,500 Ha, Teluk Lampung seluas 700 Ha, Teluk Semangka 2,000 Ha dan pantai barat seluas 5,00 Ha. Dan komoditi yang potensial untuk di kembangkan secara budidaya adalah; udang, ikan bandeng, ikan kakap dan ikan kerapu.
Potensi Budidaya Ikan
Lampung sebenarnya memiliki yang potensial untuk budidaya ikan tawar. Ini bisa dilihat makin meningkatnya produksi ikan air tawar di Kabupaten Lampung Selatan yang mencapai rata-rata 275.000 ton per tahun. Produksi tersebut berasal dari sekitar 1.150 hektare lahan budi daya yang tersebar di sejumlah kecamatan di Lampung Selatan. 1.150 hektare tersebut merupakan lahan yang telah dimanfaatkan, sedangkan luas areal yang belum dimanfaat mencapai 11.000 hektare atau sekitar 90 persen.
Lokasi budi daya mencakup Kecamatan Palas, Penengahan, Bakauheni, Waysulan, Rajabasa, Natar, dan Tanjungbintang, sedangkan daerah lainnya berskala lebih kecil dan skala rumah tangga. Adapun jenis ikan yang dihasilkan bervariasi seperti lele, gurami, patin, mas, nila, belut, dan ikan hias.
Begitu juga Lampung Tengah, produktvitas dari jenis usaha budi daya perikanan terus meningkat. Tahun 2010 lalu, produksi ikan mencapai 45.728 ton.
Perinciannya, ikan mas sebanyak 2.693 ton, ikan nila 3.955 ton, lalu ikan patin 19.565 ton, dan ikan bawal 1.270 ton, serta gurame 18.245 ton. Belum lagi di Lampung Barat. Berdasarkan data, kawasan danau Ranau mampu menghasikan ikan sekitar 72 ton lebih per tahun. (*)
Rabu, 14 Desember 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar